Minggu, 21 September 2008

Doa dan Usaha

Tak ayal lagi, semua awalnya dari berdoa, dan hasilnya dari Allah Yang Maha Kuasa.
Islam, Iman, dan Ihsan

Dienul Islam mencakup tiga hal, yaitu: Islam, Iman dan Ihsan. Islam berbicara masalah lahir, iman berbicara masalah batin, dan ihsan mencakup keduanya.Ihsan memiliki kedudukan yang lebih tinggi dari iman, dan iman memiliki kedudukan yang lebih tinggi dari Islam. Tidaklah ke-Islam-an dianggap sah kecuali jika terdapat padanya iman, karena konsekuensi dari syahadat mencakup lahir dan batin. Demikian juga iman tidak sah kecuali ada Islam (dalam batas yang minimal), karena iman adalah meliputi lahir dan batin.
Islam
Didapat gambaran dalam surah Al Hujuraat ayat 14,
“Orang-orang Arab Badui itu berkata: "Kami telah beriman". Katakanlah: "Kamu belum beriman, tapi Katakanlah 'kami telah tunduk', karena iman itu belum masuk ke dalam hatimu; dan jika kamu taat kepada Allah dan Rasul-Nya, Dia tidak akan mengurangi sedikitpun pahala amalanmu; Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”
ketika orang-orang Arab Badui mengakui “telah beriman”, tetapi Nabi diperintahkan Allah SWT untuk mengatakan kepada mereka, bahwa mereka belumlah beriman melainkan baru ber-Islam, sebab iman belum masuk ke dalam hati mereka.

Jadi, iman lebih mendalam ketimbang Islam, sebab dalam konteks ayat itu, orang Arab Badui barulah tunduk kepada Nabi secara lahiriah, dan itulah makna kebahasaan “Islam”, yaitu “tunduk” atau “menyerah”. Kata al-Islam (umumnya) lebih dipahami sebagai nama agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW. Padahal, kata Islam sebetulnya banyak diketemukan dalam Kitab Suci, mengandung pengertian sikap pada sesuatu yaitu kepasrahan atau penyerahdirian kepada Tuhan. Sikap itulah yang disebutkan sebagai sikap keagamaan yang benar dan diterima Tuhan.
Firman Allah SWT: “Sesungguhnya agama bagi Allah ialah sikap pasrah kepada-Nya (al Islam)…. ” (QS. Ali Imran: 19).

Maka selain bermakna sebagai nama sebuah agama, perkataan al-Islam dalam ayat ini dapat juga diartikan secara lebih umum yaitu menurut makna asalnya: pasrah kepada Tuhan.Ada pun rukun Islam terdiri dari 5 perkara. Barangsiapa yang tidak mengerjakannya maka Islamnya tidak benar karena rukunnya tidak sempurna.
Rukun Islam pertama yaitu Bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah. Asyhaadu alla ilaaha illallaahu wa asyhaadu anna Muhammadar rasuulullaah. Artinya kita meyakini hanya Allah Tuhan yang wajib kita patuhi perintah dan larangannya. Jika ada perintah dan larangan dari selain Allah, misalnya manusia, yang bertentangan dengan perintah dan larangan Allah, maka Allah yangharus kita patuhi. Ada pun Muhammad adalah utusan Allah yang menjelaskan ajaran Islam.
Untuk mengetahui ajaran Islam yang benar, kita berkewajiban mempelajaridan mengikuti ajaran Nabi Muhammad. Konsekwensi dari 2 kalimat syahadat adalah kita harus mempelajari dan memahami Al Qur’an dan Hadits yang sahih (minimal Kutuubus sittah: Bukhari, Muslim, Abu Daud, Tirmidzi, An Nasaa’i, dan Ibnu Majah) dan mengamalkannya.
Rukun Islam kedua adalah Shalat 5 waktu, yaitu: Subuh 2 rakaat, Dzuhur dan Ashar 4 raka’at, Maghrib 3 rakaat, dan Isya 4 raka’at. Shalat adalah tiangagama barang siapa meninggalkannya berarti merusak agamanya.
Rukun Islam Ketiga adalah puasa di Bulan Ramadhan. Yaitu menahan diri dari makan, minum, hubungan seks, bertengkar, marah, dan segala perbuatan negative lainnya dari subuh hingga maghrib.
Rukun Islam Keempat adalah membayar Zakat bagi paramuzakki (orang yang wajib pajak/mampu). Ada pun orang yang mustahiq (berhak menerima zakat seperti fakir,miskin, amil, mualaf, orang budak, berhutang, Sabilillah, dan ibnu Sabil) berhak menerima zakat. Zakat merupakan hak orang miskin agar harta tidakhanya beredar di antara orang kaya saja.
Rukun Islam yang Kelima adalah Berhaji ke Mekkah jika mampu. Mampu di sini dalam arti mampu secara fisik dan juga secara keuangan. Sebelum berhaji, hutang yangjatuh tempo harus dibayar dan keluarga yangditinggalkan harus diberi bekal yang cukup. Nabi berkata barang siapa yang mati tapi tidak berhajipadahal dia mampu, maka dia mati dalam keadaan munafik.

Iman
Pengertian Iman secara umum yaitu sikap percaya dalam dimensi yang lebih mendalam, iman tidak cukup hanya dengan sikap batin yang mempercayai tentang sesuatu belaka, tetapi menuntut perwujudan lahiriah atau eksternalisasinya dalam tindakan-tindakan.
Dalam pengertian inilah kita memahami sabda Nabi SAW, bahwa iman mempunyai (lebih dari) tujuh puluh tingkat, yang paling tinggi ialah ucapan “Laa ilaaha illallah” (Tiada Tuhan selain Allah), dan yang paling rendah adalah menyingkirkan (benda) berbahaya dijalan. Sebagaimana hadits di atas, rukun Iman ada 6.
Pertama Iman kepada Allah. Artinya kita meyakini adanya Allah dan tidak ada Tuhan selain Allah. Di bab-babberikutnya akan dijelaskan secara rinci tentang hal ini.
Rukun Iman yang kedua adalah iman kepada Malaikat-malaikat Allah. Kita yakin bahwa Malaikat adalah hamba Allah yang selalu patuh pada perintah Allah.
Rukun Iman yang ketiga adalah beriman kepada Kitab-kitabNya. Kita yakin bahwa Allah telah menurunkan Taurat kepada Musa, Zabur kepada Daud, Injil kepada Isa, dan Al Qur’an kepada Nabi Muhammad. Namun kita harus yakin juga bahwa semuakitab-kitab suci di atas telah dirubah oleh manusia sehingga Allah kembali menurunkan Al Qur’an yang dijaga kesuciannya sebagai pedoman hingga hari kiamat nanti. ”Maka kecelakaan yng besar bagi orang-orang yang menulis Al Kitab dengan tangan mereka sendiri, lalu dikatakannya; "Ini dari Allah", dengan maksud untukmemperoleh keuntungan yang sedikit dengan perbuatan itu. Maka kecelakaan yang besarlah bagi mereka, akibat apa yang ditulis oleh tangan mereka sendiri, dankecelakaan yang besarlah bagi mereka, akibat apa yang mereka kerjakan.” [Al Baqarah:79]
Kita harus meyakini kebenaran Al Qur’an dan mengamalkannya: ”Kitab Al Quran ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa” [Al Baqarah:2]
Rukun Iman yang keempat adalah beriman kepada Rasul-rasul (Utusan) Allah. Rasul/Nabi merupakan manusia yang terbaik yang pantas dijadikan suriteladan yang diutus Allah untuk menyeru manusia ke jalan Allah. Ada 25 Nabi yang disebut dalam Al Qur’an yang wajib kita imani di antaranya Adam, Nuh,Ibrahim, Musa, Isa, dan Muhammad. Karena ajaran Nabi-Nabi sebelumnya telah dirubah ummatnya, kita harus meyakini bahwa Nabi Muhammad adalah Nabi terakhir yang harus kita ikuti ajarannya. ” Muhammad bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kamu, tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup nabi-nabi...” [Al Ahzab:40]
Rukun Iman yang kelima adalah beriman kepada Hari Akhir (Kiamat/Akhirat). Kita harus yakin bahwa dunia ini fana. Suatu saat akan tiba hari Kiamat. Pada saatitu manusia akan dihisab. Orang yang beriman danberamal saleh masuk ke surga. Orang yang kafir masukneraka. Selain kiamat besar kita juga harus yakin akan kiamat kecil yaitu mati. Setiap orang pasti mati. Untuk itu kita harus selalu hati-hati dalam bertindak. Rukun Iman yang keenam adalah percaya kepada Takdir/qadar yang baik atau pun yang buruk. Meski manusia wajib berusaha dan berdoa, namun apa pun hasilnya kita harus menerima dan mensyukurinya sebagai takdir dari Allah.

Ihsan

Disebutkan dalam hadits, “Ihsan ialah bahwa engkau menyembah Allah seakan-akan engkau melihat-Nya, dan jika engkau tidak melihat-Nya maka sesungguhnya Dia melihat engkau“.
Ibnu Taimiyah menjelaskan bahwa ihsan menjadi puncak tertinggi dalam keagamaan manusia. la tegaskan, makna ihsan meliputi iman, sebagaimana iman meliputi Islam Dalam ihsan sudah terkandung iman dan Islam, sebagaimana dalam iman sudah terkandung makna lslam.
Secara harfiah, ihsan berarti berbuat baik. Seorang yang berihsan disebut muhsin, sebagaimana orang beriman disebut mukmin, dan orang yang berislam disebut muslim.
Makna Ihsan Sebuah amal dikatakan hasan cukup jika diniati ikhlas karena Allah, adapun selebihnya adalah kesempurnaan ihsan. Kesempurnaan ihsan meliputi 2 keadaan:

1. Maqom Muraqobah yaitu senantiasa merasa diawasi dan diperhatikan oleh Allah dalam setiap aktifitasnya, kedudukan yang lebih tinggi lagi.
2. Maqom Musyahadah yaitu senantiasa memperhatikan sifat-sifat Allah dan mengaitkan seluruh aktifitasnya dengan sifat-sifat tersebut.